Jumat, 14 Juni 2013

Penemuan ke-70 kitab kuno yg di tulis di atas logam


Penemuan ke-70 kitab kuno yang ditulis di atas logam ini adalah salah satu penemuan yang sangat penting dan diyakini menjadi bukti historis Kekristenan mula-mula.  Para arkeolog dan ahli biblikal Inggris sedang menyelidiki keaslian 70 kitab yang berukuran mini tersebut.  Ke-70 kitab kuno itu diyakini para ahli penanggalannya berasal dari abad pertama Masehi dan bisa menjadi kunci untuk menjawab akhir kehidupan Yesus. 

Berdasarkan analisa awal metalurgi pada kitab itu dan analisa karbon terhadap sepotong kulit yang ditemukan bersama  kitab itu menunjukkan kitab kuno itu telah berumur 2000 tahun. Menurut laporan reporter Daily Mail, Fiona Macrae, para ahli berpendapat bahwa penemuan ini adalah salah satu penemuan yang paling penting dalam arkeologi Kristen semenjak penemuan Gulungan Laut Mati pada tahun 1947.   

Kitab-kitab kuno itu ditemukan lima tahun lalu di sebuah gua di daerah Yodania - di suatu tempat yang menjadi tempat melarikan diri  orang Kristen   mula-mula pada waktu penghancuran Bait Allah di Yerusalem pada tahun 70   Masehi. Kitab itu ditemukan seorang Bedouin Yordania yang kemudian membawanya  ke Israel.

Kitab kuno tersebut terbuat dari halaman-halaman yang masing-masing dijilid dengan cincin kawat. Ukuran kitabnya kira-kira  seukuran kartu kredit. Masing-masing kitab berisi 5-15 pelat atau halaman.   Halaman-halaman tersebut memuat sejumlah gambar dan teks Ibrani dan Yunani tentang Messias, dan juga beberapa  referensi tentang penyaliban dan kebangkitan Yesus. Beberapa kitab masih tersegel dan menimbulkan beberapa spekulasi mengenai isi naskah yang ada di dalamnya.

Philip Davies, Professor Emeritus tentang Studi Perjanjian Lama di Universitas Sheffield, mengatakan bahwa dia “terkesima” melihat kepingan-kepingan naskah kuno yang tampaknya merupakan peta yang menggambarkan kota Yerusalem kuno tersebut. “Ada salib di latar depannya, dan di belakangnya adalah apa yang kemungkinan merupakan batu kubur (Yesus), sebuah bangunan kecil dengan pintu masuk, dan di belakangnya terdapat tembok kota,” kata Davies menjelaskan. “Ada beberapa tembok lagi yang di gambarkan pada beberapa halaman lain dari buku ini, dan hampir bisa dipastikan itu mengacu kepada Yerusalem.”  

David Elkington, seorang sarjana agama kuno dan arkeologis yang mengepalai tim peneliti Inggris tersebut  mengeluarkan pernyataan “Sebuah temuan terbesar dalam sejarah Kristen.” Elkington mengatakan pada Daily Mail bahwa “sulit dipercaya bahwa kita telah mendapatkan benda-benda yang kemungkinan pernah dimiliki oleh orang-orang kudus Gereja pada abad mula-mula".   
  
Elkington sendiri telah ditembak dalam usaha penyelidikan buku itu dan menerima ancaman akan dibunuh. Berdasarkan laporan kolumnis BBC Andrew Collins, Elkington telah diberikan pengamanan bersenjata yang ketat. Dia menambahkan bahwa ,”Ada pihak tertentu yang tidak senang informasi dari dokumen ini dirilis.”(
http://www.colinandrews.net)

Margaret Barker, sarjana Perjanjian Baru dan mantan ketua ‘Society of Old Testament Study’ meyakini bahwa kitab itu asli. Margaret Barker dikontak oleh David Elkington untuk bergabung dalam penyelidikan ini. Dia mengatakan bahwa,”Kitab itu merupakan bukti unik dan penting dari aktifitas Kristen sejak awal – seawal tahun 33 Masehi – yaitu perkiraan waktu penyaliban Yesus. “

Philip Davies, Professor Emeritus  dari Studi Biblikal di  Sheffield University juga meyakini bahwa kitab-kitab itu asli setelah mempelajari salah satu kitab. Dia mengatakan kepada seorang kolega pribadinya bahwa dia percaya penemuan itu tidak dipalsukan. Sarjana Perjanjian Baru Larry Hurtado menyatakan bahwa karena kitab kuno tersebut ukurannya mini, tampaknya kitab tersebut ditujukan untuk penggunan pribadi bukannya untuk tujuan liturgis.