1. PENDAHULUAN
Di dalam peringatan kekristenan bahwa salib adalah
suatu bukti dari Allah yang mempunyai arti yang begitu mendalam. Pusat
dari salib itu adalah Yesus Kristus di dalam menyatakan kepribadian
serta kekuatan dari Allah bapa yang diterangkan dalam hal ini. Dia yang
telah mengalami kematian itu hingga mati di kayu salib (Yoh, 19 : 30)
bahwa kematianNya adalah puncak dari klimaknya sebagai mana dalam
pengakuan Iman Rosuli dipakai tiga perkataan untuk menekankan bahwa
kristus itu benar-benar mati di kayu salib di bukit golgata; Ia
disalibkan, mati dan dikuburkan.
Kristus sudah mengorbankan dirinya
akibat ulah dosa manusia, dalam hal inilah Yesus Kristus datang sebagai
seorang utusan Allah bapa menjadi juru selamat dunia ini (1Yoh 4 : 4).
Jurang pemisah yang ada akibat dosa oleh kematianNya di kayu salib telah
diselesaikan, salib menjadi jembatan suatu perdamaian. Persekutuan yang
rusak akibat dosa oleh salib telah memulihkan kembali hubungan itu
utuh.
Salib kristus itu adalah merupakan suatu tanda hidup
kekristenan dimana manusia telah diperdamaikan dengan Allah, dibenarkan
dengan Allah dan oleh manusia mendapat penebusan dari Allah (Budi Mark,
10 ; 45).
Untuk lebih kita memahaminya penulis mencoba untuk menguraikan sebagaimana telah disebut dalam kerangka sebelum halaman ini.
2. PENGERTIAN SALIB
Istilah
yang dipakai untuk kata salib ini diambil dari bahasa Yunani yaitu
(σtάupos) baca : Stauros, yang berasal dari kata kerja (σtάupow)
(menyalibkan).
Salib adalah suatu balok yang melintangi balok yang
lain atau dua balok (kayu) yang dibuat bersilang, yang pada zaman purba
kala dipergunakan orang sebagai alat untuk menyiksa orang yang dijatuhi
hukuman mati yang disebabkan perbuatannya yang jahat terlebih orang yang
tidak mau taat kepada peraturan dalam sebuah perintah.
Dalam
karya kehidupan yang disalib itu selalu dihubungkan dengan kehidupan,
pekerjaan dan kematianNya, artinta semua garis kehidupan Tuhan Yesus
menuju kepada jalan salib dan salib itu adalah merupakan manipestasi dan
bukti nyata yang menandakan adalanya kehidupan sesudah ia bangkit, yang
walaupun dipandang sebagai kutuk, murka Allah, hukuman sekaligus
merupakan rencana serta suatu rahasia dari Allah untuk menyatakan
keadilan, kesetiaan dan kekuasaan Allah.
Pengertian salib dalam
kematiannNya sebagai kutuk yang dipandang paling rendah dari seluruh
Penghinaan atas Tuhan Yesus yang tidak diikat dari unsur benar atau
salah. Namun salib yang mengakibatkan kematian bagi Tuhan Yesus juga
dipandang sebagai korban politik.
3. ARTI DAN MAKNA SALIB KRISTUS
Kematiannya
di kayu salib tak dapat diceraikan dari sejak kelahiran hingga
wafatnya, artinya bahwa kematianNya adalah merupakan peristiwa yang
istimewa di dalam kenyataan dari hidup Yesus Kristus. Hal itu juga
merupakan suatu yang pokok daripada kedatanganNya ke dunia ini yaitu
untuk menanggung kemiskinan, menanggung dosa manusia, kemerosotan dan
kecemasan hidup kita oleh pengorbananNya sekali untuk selama-lamanya.
Prospek
salib kristus sangat penting sekali bagi setiap orang di dalam peranan
imannya, sebab oleh salib itulah setiap orang mengaku bahwa dirinya
adalah seorang yang berdosa danhanya oleh salib Kristus dimaksudlah
bahwa orang kristen dapat menghampiri Allah dan pernyataan nyata di
dalam Yesus Kristus kepada manusia di dunia ini (Yak 3 ; 16). Ia menjadi
ganti kita karena Ia yang benar itu menderita sengsara bagi manusia
yang bengkok hatinya dan yang tidak benar dapat diluruskan melalui
perbuatan yang Yesus alami di kayu salib.
Jikalau tidak dengan salib
manusia tidak akan dapat mengetahui betapa kasih Allah dan betapa besar
kemurahanNya, bahwa di golgata itu manusia dapat berdiri diatas tempat
yang maha kudus semata-mata adalah oleh karena salib Kristus. Pada
tempat itu ternyata kasih Allah dan disitu kita dapat mengampuni segala
dosa di dalam keutuhan diri Yesus yang menderita demi keselamatan
manusia.
Hal lain dikatakan bahwa pengertian kekristenan salib itu
adalah suatu bukti dari Allah yang mempunyai pengertian yang sangat
dalam dan pusat dari salib itu adalah Yesus Kristus untuk menyatakan
kepribadiannya serta kekuatan yang hakiki daripada Allah bapa (Bnd. 19 ;
30).
Konteks inilah yang menjadi bukti bagi kekristenan, yang mana
hal kematian Kristus menjadi hukuman Allah atas dosa, artinya Ia mati
bukan karena dosanya sendiri akan tetapi justru sebab itu ia dapat
menanggung hukum Allah sebagai ganti manusia sehingga menjadi terdakwa
di hadapan pengadilan Allah, dialah yang ditimpa hukuman itu.
Kristus
sudah mengorbankan dirinya, sepatutnya kita sendiri yang dihukum mati
namun oleh kedatanganNya memberikan hidupnya sebagai tebusan akibat
dosa. Bultman menyatakan bahwa salib Kristus itu bukanlah merupakan
kegagalan Yesus melainkan kematian Kristus di kayu salib memiliki arti
memenuhi dan menyelesaikan harapan dan cita-cita kita tentang masa
depan.
Hal itu menciptakan suatu pengharapan bahwa manusia di dalam
salib Kristus itu mendapat legitimasi (pensyahan) dari harapan kita di
dalam sejarah salib oleh kehidupan Yesus Kristus dan oleh perbuatan
Allah dan itu adalah merupakan yang paling menentukan dan defenitif.
Dengan perbuatan inilah Tuhan mensyahkan serta meyakini hidup dan
kematian Kristus di kayu salib adalah ketentuan Allah.
Dalam hal ini penulis akan mencoba melihat arti dan makna salib dalam tiga peranan.
3.1. Salib Sebagai Perdamaian
Manusia
tidak sanggup memperdamaikan dirinya dengan Allah oleh karena kehidupan
manusia selalu di dalam pekerjaan iblis (Kol. 1 : 21; Roma 8 : 7). Pada
dasarnya bahwa Allah yang memperdamaikan dunia kepada dirinya sendiri
(II Korint 5 : 19). Inilah pokok ajaran rasul Paulus yang mana orang
berdosa adalah objek daripada murka pengadilan Allah (Roma 1 : 18).
Dengan dasar ini manusia diperdamaikan dengan Allah. Dia tidak mengenal
dosa menjadi sengsara bagi kita, sehingga kita memperoleh kebenaran
Allah melalui Dia. Allah memperdamaikan kita dengan diriNya sendiri,
dimana persekutuan yang dibuat manusia terhadap Allah hendak
diperdamaikanNya. Hubungan yang telah putus asa diatur kembali.
Allah
bukan diperdamaikan oleh siapapun juga, melainkan Dia sendiri yang
mengadakan perdamaian itu. Perdamaian itu bukanlah berlaku karena Allah
menutup matanya, supaya Dia jangan melihat dosa ataupun Kristus, dimana
Allah membuat pekerjaan di dalam perdamaian itu. Selagi kita masih
seteru Allah, kita diperdamaikan kepada Allah dengan kematian anakNya
dan kita diselamatkan dengan hidupNya. Menurut rasul Paulus kematian
Kristus adalah merupakan kenyataan dari kisahnya (Gal. 2 ; 20). Kristus
telah mati untuk kita orang-orang berdosa (Roma 5 : 8), dengan demikian
kasih itu adalah kuasa yang menggerakkan kita (2 Kor 5 : 14). Kasih
Allah telah dicurahkan kepada kita (Roma 5 : 5), rasul Paulus juga
mengingatkan akan dirinya dan mengatakan bahwa Allah mengaruniakan kita
jabatan perdamaian. Ini berarti Allah di dalam Yesus Kristus
memperdamaikan dunia dengan dirinya sendiri. Diantara perdamaian dan
pemberitaan peristiwa itu ada pertalian yang erat sekali.
Kabar
perdamaian adalah diamanatkan kepada orang-orang yang sudah mengalami
perdamaian, dimana mereka dapat mengundang orang lain untuk
mengabarkan/menceritakan pengalaman mereka. Allah di dalam Kristus telah
memperdamaikan dunia (KORM0S) kepada Dia sendiri, dengan tidak
menghitung kepada mereka pelanggaran-pelanggaran mereka, dan telah
mengabarkan kepada kita kabar perdamaian itu, yaitu perintah dan kuasa
yang menjadi berdamai dengan Allah.
Ajaran gereja tentang kabar
perdamaian adalah bahwa gereja kristen adalah jabatan dari perdamaian di
dalam dunia, karena hal itu telah diterima dari Allah. Hal itu adalah
sebagaimana pikiran yang Allah sebutkan yang telah dikemukakan kepada
manusia, yang dinyatakan melalui para penghkotbah untuk perdamaian hidup
didalam damai karena yaitu dengan darah kristus kristus membawa
perdamaian manusia, tetapi juga turut diperdamaikan segala sesuatu baik
diatas bumi maupun di langit/sorga. Perdamaian daripada Allah didalam
Yesus Kristus berlaku untuk seluruh dunia (2Kor 3:19) di dalam bentuk
apapun manusia tidak dapat menebus perdamaian kepada Allah, akan tetapi
hanya Allah sendirilah yang memperdamaikan itu tidak dapat diganggu
gugat oleh siapapun juga. Dalam hal ini Allah di dalam Yesus Kristus
yang tidak bersalah telah menanggung kesalahan manusia dihadapan Allah
Yang Maha Kudus.
Dengan perdamaian yang daripada Allah didalam Yesus
Kristus ia mendapat damai sejahtera, itulah sejahtera yang melebihi
segala akal yang diyakini oleh setiap orang melalui luarnya
masing-masing, (2Kor 5:17). Karena Kristus kita telah diperdamaikan
dengan Allah yang telah menjadi tujuan dan juru selamat dunia.
3.2. Salib Sebagai Pembenaran
Pembenaran
atau yang berasal dari kata benar atau membenarkan sesuatu tindakannya
misalnya, terhadap pemerintah yang syah, maka dia harus dijatuhi hukuman
oleh pengadilan negara itu menurut hukum yang ada dan berlaku di negara
itu.
Manusia yang jatuh didalam dosa (Kej 3:1-7) seharusnya akan
jatuh ke dalam jurang kematian. Alasannya karena upah dosa itu adalah
maut (Roma 6:23). akan tetapi Allah didalam janjiNya memberikan
keselamatan atas manusia yang digenapi melalui Yesus Kristus melalui
pembenaranNya melalui anugerah dan kasih Allah sendiri (Roma 3:24).
Dalam ajaran yang oleh rasul Paulus tentang penebusan adalah betul-betul
suatu jalan untuk menegaskan kebenaran daripada Yesus dimana
keselamatan adalah suatu akibat atau hasil bukan dengan melakukan suatu
pahala, melainkan yang keluar dari kebenaran Allah yang membawa
keselamatan kepada orang berdosa.
Manusia dibenarkan didalam Yesus
Kristus hanya dapat oleh karena Iman bukan oleh sebab perbuatan dari
manusia semata, sebagaimana Abraham yang oleh Allah telah dibenarkan
melalui ImanNya bukan oleh sesuatu yang dia perbuat (Roma 4:2-3).
Pembenaran
dan penebusan adalah yang diberikan oleh Allah sendiri. Hal ini berarti
bahwa manusia tidak dapat untuk berbuat sesuatu yang dapat memiliki
arti untuk itu melainkan hanya dengan berserah kepada Allah di dalam
Yesus Kristus.
A1l1ah adalah subjek daripada pembenaran itu, jadi
pembenaran itu adalah aktivitas Allah sendiri yang dipusatkan kepada
kematian Kristus di kayu salib. Manusia dihadapan Allah tidak memiliki
kebenaran lagi dihadapan Allah, sebab apapun yang dilakukanNya akan
menurut pembenaran daripadanya oleh karena itulah Allah memilih jalan
salib bagi Yesus untuk didalam memberikan pembenaran kepada manusia yang
mau percaya kepadaNya serta dengan menyerahkan diri hanya kepadaNya.
3.3. Salib Sebagai Penebusan
Penebusan
berarti adalah lepas dari belenggu bebas dari perhambaan, melunasi
kembali apa yang telah dijual dengan barang atau uang tebusan. (Lutpou)
adalah kata kerjanya yang menurut artinya membebaskan orang tawanan
dalam perang, dengan pembayaran uang tebusan atau membebaskan hamba dari
belenggunya. Di dalam P. Lama penebusan ini disebutkan (go'ol) yang
terutama dalam Deutro Yesaya (Yes 4l). Tanda perbuatan yang diperbuat
Allah adalah penebusan Israel dari perbudakan Mesir (Yes 7:8,51,52).
Demikian juga penebusan Tuhan akan kembalinya bangsaNya dari Babel dan
datang berjanji ke Sion (Yes 51:11).
Dalam Roma 5:24 kita jumpai
perkataan: yang berarti pembebasan, menebus arti pokoknya adalah suatu
pembebasan yang diberikan dengan suatu "tebusan" Kita mendapat tebusan
didalam lingkungan karunia Allah yang diberikan oleh Yesus K.ristus yang
oleh rasul Paulus maksud dalam hal ini ialah penebusan dari belenggu
dosa (Kol. 1:14) yang telah Allah perbaiki yang menghasilkan hubungan
dan persekutuan yang baru.
Allah didalam peranan Yesus Kristus telah
menghampakan kutuk dan menjadi penebusan bagi manusia didalam
dosa-dosanya serta dari kuasa iblis.
4. SALIB DALAM KEHIDUPAN GEREJA DAN ORANG KRISTEN PADA MASA KINI
4.1. Salib didalam Kehidupan Gereja
Pada
uraian-uraian diatas bahwa pengertian-¬pengertian dari salib telah
disebutkan, namun tentu sekali dalam pengertian kehidupan gcreja tentu
sekali ada unsur-unsur lain yang pada dasarnya tidak rnemiliki
pengertian dan makna yang berbeda didalamnya. Dalam hal ini makna salib
dalam kehidupan gereja berhubungan dengan pewartaan yang ada dan terjadi
ditengah-tengah kehidupan warga jemaat ada yang dihubungkan dengan cara
manusia itu mencari dan menanggapi keselamatan oleh hikmatnya sendiri.
Namun Allah menyediakan jalan keselamatan yang supaya tidak masuk akal
dan bodoh, dan akibatnya manusia sering mencari keselamatan sendiri.
Pemberitaan melalui gereja dianggap hanya sebagai kebodohan belaka.
Kehidupan gereja justru sering melihat hanya sampai pada salib saja
tidak melihat lebih jauh yakni pada kebangkitan dan kemenanganNya dari
kubur (maut) . Namun Luther menggambarkan yang oleh Paul- Althaus
mengutip bahwa pemberitaan yang benar adalah "hikmat yang berasal dari
salib", yang berarti salib kristus merupakan ukuran pemberitaan, apakah
itu pernyataan Allah, karuniaNya, penyelamatanNya tentang hidup kristen
dan gereja Kristus.
Dalam pewartaan salib, salib sendiri menjadi
hadir oleh pewartaan gereja, kehidupan gereja diperhadapkan pada
tindakan keselamatan Allah sendiri. Inti/pokok pewartaan ialah bahwa
salib sendiri sebagai realitas keselamatan yang disampaikan kepada
kehidupan gereja. Wadah kehidupan gereja harus melihat dan mengerti
bahwa salib itu adalah jalan keselamatan bukan merupakan penyempurnaan
hidup atau usaha manusia. Dengan pengertian lain salib merupakan ciptaan
baru (2 Korint 5:17; Gal 6 : 15)
Dengan demikian dari pihak manusia
dasar keselamatan adalah Iman dan bukan kebijaksanaan. Karena
keselamatan manusia dan tidak merupakan penyempurnaan hidup manusia,
oleh karena itu keselamatan itu hanya dapat diterima dengan Iman bukan
dengan kata¬kata yang ada ditengah-tengah kehidupan gereja.
4.2.Salib Dalam Orang Kristen Pada Masa Kini
Secara
umum ajaran salib kristus ada ditengah-tengah orang kristen. Peran
salib Kristus adalah bukti bahwa Allah ikut serta didalam penderitaan
manusia. Itu juga berarti bahwa Allah membebankan penderitaan kita itu
kepada Yesus. John Sobrino melihat bahwa di mata orang¬orang miskin dan
orang-orang tertindas terdapat wajah Allah yang buruk. Kristus masuk
dalam kehinaan dan keterasingan sehingga Ia dapat menjadi saudara bagi
tiap orang yang tersingkir dan terhina dan membawakan kerajaan Allah
bagi mereka. Ia menolong kita bukan dengan kekuatan supernatural, akan
tetapi Ia menolong dengan penderitaanNya dan luka-lukaNya. Dietric
Bonhoeffer bahwa hanya Allah yang menderita yang dapat menolong
orang-¬orang yang menderita. Oleh karena itu tidak ada penderitaan yang
dapat memutuskan hubungan kita dengan Allah yang turut menderita bersama
kita. Allah didalam Yesus Kristus adalah Allah yang menderita yang
menjadi korban penindasan. Hal itu dapat kita lihat dengan peristiwa
Yesus yang disalib, yang oleh Allah tidak meninggalkanNya sendiri
didalam penderitaan tetapi Allah turut hadir didalam penderitaan itu.
Yesus mengalami derita kematian dan Allah menyampaikan bahwa setelah
salib sulit bagi ibadah untuk merandang Allah sebagai Allah tanpa
penderitaan. Hati Allah terus berdenyut dalam kasih dan penderitaan.
Salib berdiri dimana arus kehidupan manusia keruh dan arus kehidupan
illahi yang tidak henti-hentinya berjumpa untuk ditranspormasikan oleh
kepribadian Yesus.
Salib adalah lambang keterlibatan Allah yang penuh
dengan kasih karunia, dalam masalah-masalah manusia dalam
keselamatannya. Pada salib semuanya dipersatukan dalam kristus, dimana
keselamatan mencakup komunitas dan kesatuan diantara umat manusia. Dalam
hal itu Thomas memahami Allah sebagai Imanuel. Allah yang senantiasa
turut didalam aspek kehidupan manusia, Dia yang menjadi manusia dan
tinggal sebagai manusia bersama kita dalam penderitaan kita.
Bagi
Thomas selaku Teolog dari India menyampaikan kristus yang menderita itu
tidak lain daripada Allah sendiri selaku yang mau perduli turut
ditengah-tengah penderitaan dan kesengsaraan. Allah ditengah-tengah
orang kelaparan. Yesus Kristus mengidentifikasikan diriNya dengan
orang-orang yang menderita. Ia menangis dengan mereka yang menangis.
yesus disalibkan dalam kematian orang-orang ini.
Sementara bagi
Samarta Teolog India, salib dan kebangkitan Yesus dimaksud untuk
memperlihatkan bagaimana kuasa dari kelahiran dan tragedi hidup manusia
ditaklukkan oleh kasih. Melalui salib ada harapan dalam kesempurnaan
sehingga makna salib pada masa kini adalah merupakan predikat hidup yang
dperhadapkan dengan berbagai masalah-masalah sosial kita dalam
perjaianan hidup kita. Salib dan kebangkitan memberi ilham dan kuasa
bagi kehidupan yang beribadah dan melayani, yang hidup di.dalam
penderitaan kemiskinan dan dimenangkan olehnya (Roma 5:3-5). Selanjutnya
Smartha, bila seorang tidak berakar pada salib dan hidup tanpa
pengahrapan akan kebangkitan, maka mungkin saja orang kristen dapat
dikalahkan oleh penderitaan manusia. Namun bila mana orang menerima
Yesus Kristus sebagai Tuhannya, ia harus mentaati segala
tuntutan-tuntutan Allah.
Sementara di Korea salib dipandang sebagai
lambang penderitaan yang serius. Penderitaan yang Yesus alami dalam
peristiwa penyalipan ini secara langsung berkaitan dengan penderitaan
dan kesengsaraan mereka, secara khusus pada penduduk Jepang. Rakyat
mengidentifikasikan diri dengan penderitaan Yesus pada salib. Salib
menjadi lambang bagi salib mereka. Penderitaan dan kesengsaraan yang
dialami orang-orang kristen yang politis, pemimpin gerekan nasional yang
dikirim kepembuangan juga dipandang sebagai lambang salib orang-orang
kristen menderita bukan untuk diri sendiri, melainkan untuk seluruh
Korea.
Penderitaan atas nama bangsa Korea ini mewujudkan pengajaran
di dalam penderitaan diatas kayu salib atas nama seluruh umat manusia.
Kim
Yong-back menyampaikan suatu hikayat kehidupan Yesus adalah merupakan
suatu cermin perjuangan para minjung dalam riwayat hidup sosialnya. Pora
minjung hendaknya mengikuti teladan Yesus yang berani rnenghadap dan
menanggung resiko didalam hal penegakan keadilan.
Choan Seng Song
melihat salib dan kematian kristus ingin menunjukkan kepada dunia betapa
hidupNya Allah dan aktifnya Allah dalam karya penyelamatanNya. Allah
yang ada didalam Yesus Kristus pada kayu salib adalah Allah yang selalu
memihak penderitaan yang tak perduli siapapun mereka atau darimanapun
asalnya.
Dari berbagai persentasi yang ada, baik Ijem Khiem yang dan
juga dengan Teolog Jepang yaitu Kitamori memandang bahwa salib itu
adalah merupakan aplikasi daripada derita hidup manusia ditengah-tengah
keperbagaian kemiskinan Iman dari manusia itu yang diperhadapkan kepada
tamggung jawab dari manusia itu ditengah-tengah eksistensinya selaku
yang menderita akibat ulahnya dan itu merupakan suatu realitas yang
tidak bisa disangkal serta dihindari.
Melalui berbagai pendapat yang
telah disebutkan maka dapat dilihat suatu hakekat bahwa peranan salib
jikalau dihubungkan dengan salib orang-orang yang menderita, dapat
diambil suatu yang terpenting didalamnya bahwa aspek kerinduan didalam
kelepasan dari penderitaan adalah dapat mewujudkan suatu kehidupan yang
nyata didalam suatu aspek keadilan yang jelas.
Makna penderitaan dan
kemiskinan yang diperankan melalui salib pada dasarnya harus dapat
dilihat pada konteks dimasa kini menjadi suatu makna kebebasan di dalam
ketabahan dan keuletan daripada manusia itu untuk menuntut terhadap
dirinya mampu untuk berjuang didalam pengharapan oleh karena Imannya
kepada Sipenderita dan yang menjadi penebus didalam dirinya. H.A.
Oppusunggu, menyebutkan semaksimal manapun penderitaan itu harus mampu
diselesaikan berdasarkan Iman didalam ketabahan yang akan mengakibatkan
pembebasan.
Dari semua itu peran salib dapat menjadi peran
kemerdekaan didalam hidup kita, sekalipun maknanya adalah perjuangan
didalam penderitaan akan tetapi menurut ketahahan menuju aspek
keselamatan yang hakiki dan selamanya.
5. KESIMPULAN
Dari berbagai hal yang penulis sebutkan dalam pengertian dan makna
salib didalam berhagai aspek kehidupan Umat Tuhan dapat disimpulkan
bahwa arti dan peranan salib didalam makna yang sesungguhnya adalah
merupakan kebebasan kemerdekaan melalaui Allah didalam Yesus Kristus
yang menderita dan menuntut suatu ketabahan oleh umat Tuhan yang
sekaligus mereplekasikannya didalam keperbagaian hidup umat Tuhan.
Sekalipun
disebutkan bahwa salib didalam maknanya adalah merupakan penderitaan,
namun pada hakikatnya menciptakan nuansa hidup baru yang selama-lamanya
didalam Allah oleh Kristus Tuhan yang menjadi sang penyelamat hidup
manusia dan dunia. Hal itu hanya dapat diungkapkan melalui, ungkapan
perendahan diri sebagaimana Kristus merendahkan diriNya.
Yang
perlu kita hayati bersama pada kouteks masa kini apakah makna salib
didalam perannya dan oleh penderitaanku pada saat ini ???.
Senin, 27 Mei 2013
Arti dan Makna Salib
By ASCIK
12.18