Senin, 27 Mei 2013

Arti dan Makna Salib

1.    PENDAHULUAN
Di dalam peringatan kekristenan bahwa salib adalah suatu bukti dari Allah yang mempunyai arti yang begitu mendalam. Pusat dari salib itu adalah Yesus Kristus di dalam menyatakan kepribadian serta kekuatan dari Allah bapa yang diterangkan dalam hal ini. Dia yang telah mengalami kematian itu hingga mati di kayu salib (Yoh, 19 : 30) bahwa kematianNya adalah puncak dari klimaknya sebagai mana dalam pengakuan Iman Rosuli dipakai tiga perkataan untuk menekankan bahwa kristus itu benar-benar mati di kayu salib di bukit golgata; Ia disalibkan, mati dan dikuburkan.
Kristus sudah mengorbankan dirinya akibat ulah dosa manusia, dalam hal inilah Yesus Kristus datang sebagai seorang utusan Allah bapa menjadi juru selamat dunia ini (1Yoh 4 : 4). Jurang pemisah yang ada akibat dosa oleh kematianNya di kayu salib telah diselesaikan, salib menjadi jembatan suatu perdamaian. Persekutuan yang rusak akibat dosa oleh salib telah memulihkan kembali hubungan itu utuh.
Salib kristus itu adalah merupakan suatu tanda hidup kekristenan dimana manusia telah diperdamaikan dengan Allah, dibenarkan dengan Allah dan oleh manusia mendapat penebusan dari Allah (Budi Mark, 10 ; 45).
Untuk lebih kita memahaminya penulis mencoba untuk menguraikan sebagaimana telah disebut dalam kerangka sebelum halaman ini.

2.    PENGERTIAN SALIB
Istilah yang dipakai untuk kata salib ini diambil dari bahasa Yunani yaitu (σtάupos) baca : Stauros, yang berasal dari kata kerja (σtάupow) (menyalibkan).
Salib adalah suatu balok yang melintangi balok yang lain atau dua balok (kayu) yang dibuat bersilang, yang pada zaman purba kala dipergunakan orang sebagai alat untuk menyiksa orang yang dijatuhi hukuman mati yang disebabkan perbuatannya yang jahat terlebih orang yang tidak mau taat kepada peraturan dalam sebuah perintah.
    Dalam karya kehidupan yang disalib itu selalu dihubungkan dengan kehidupan, pekerjaan dan kematianNya, artinta semua garis kehidupan Tuhan Yesus menuju kepada jalan salib dan salib itu adalah merupakan manipestasi dan bukti nyata yang menandakan adalanya kehidupan sesudah ia bangkit, yang walaupun dipandang sebagai kutuk, murka Allah, hukuman sekaligus merupakan rencana serta suatu rahasia dari Allah untuk menyatakan keadilan, kesetiaan dan kekuasaan Allah.
Pengertian salib dalam kematiannNya sebagai kutuk yang dipandang paling rendah dari seluruh Penghinaan atas Tuhan Yesus yang tidak diikat dari unsur benar atau salah. Namun salib yang mengakibatkan kematian bagi Tuhan Yesus juga dipandang sebagai korban politik.

3.    ARTI DAN MAKNA SALIB KRISTUS
Kematiannya di kayu salib tak dapat diceraikan dari sejak kelahiran hingga wafatnya, artinya bahwa kematianNya adalah merupakan peristiwa yang istimewa di dalam kenyataan dari hidup Yesus Kristus. Hal itu juga merupakan suatu yang pokok daripada kedatanganNya ke dunia ini yaitu untuk menanggung kemiskinan, menanggung dosa manusia, kemerosotan dan kecemasan hidup kita oleh pengorbananNya sekali untuk selama-lamanya.
Prospek salib kristus sangat penting sekali bagi setiap orang di dalam peranan imannya, sebab oleh salib itulah setiap orang mengaku bahwa dirinya adalah seorang yang berdosa danhanya oleh salib Kristus dimaksudlah bahwa orang kristen dapat menghampiri Allah dan pernyataan nyata di dalam Yesus Kristus kepada manusia di dunia ini (Yak 3 ; 16). Ia menjadi ganti kita karena Ia yang benar itu menderita sengsara bagi manusia yang bengkok hatinya dan yang tidak benar dapat diluruskan melalui perbuatan yang Yesus alami di kayu salib.
Jikalau tidak dengan salib manusia tidak akan dapat mengetahui betapa kasih Allah dan betapa besar kemurahanNya, bahwa di golgata itu manusia dapat berdiri diatas tempat yang maha kudus semata-mata adalah oleh karena salib Kristus. Pada tempat itu ternyata kasih Allah dan disitu kita dapat mengampuni segala dosa di dalam keutuhan diri Yesus yang menderita demi keselamatan manusia.
Hal lain dikatakan bahwa pengertian kekristenan salib itu adalah suatu bukti dari Allah yang mempunyai pengertian yang sangat dalam dan pusat dari salib itu adalah Yesus Kristus untuk menyatakan kepribadiannya serta kekuatan yang hakiki daripada Allah bapa (Bnd. 19 ; 30).
Konteks inilah yang menjadi bukti bagi kekristenan, yang mana hal kematian Kristus menjadi hukuman Allah atas dosa, artinya Ia mati bukan karena dosanya sendiri akan tetapi justru sebab itu ia dapat menanggung hukum Allah sebagai ganti manusia sehingga menjadi terdakwa di hadapan pengadilan Allah, dialah yang ditimpa hukuman itu.
Kristus sudah mengorbankan dirinya, sepatutnya kita sendiri yang dihukum mati namun oleh kedatanganNya memberikan hidupnya sebagai tebusan akibat dosa. Bultman menyatakan bahwa salib Kristus itu bukanlah merupakan kegagalan Yesus melainkan kematian Kristus di kayu salib memiliki arti memenuhi dan menyelesaikan harapan dan cita-cita kita tentang masa depan.
 Hal itu menciptakan suatu pengharapan bahwa manusia di dalam salib Kristus itu mendapat legitimasi (pensyahan) dari harapan kita di dalam sejarah salib oleh kehidupan Yesus Kristus dan oleh perbuatan Allah dan itu adalah merupakan yang paling menentukan dan defenitif. Dengan perbuatan inilah Tuhan mensyahkan serta meyakini hidup dan kematian Kristus di kayu salib adalah ketentuan Allah.
Dalam hal ini penulis akan mencoba melihat arti dan makna salib dalam tiga peranan.
3.1.    Salib Sebagai Perdamaian
Manusia tidak sanggup memperdamaikan dirinya dengan Allah oleh karena kehidupan manusia selalu di dalam pekerjaan iblis (Kol. 1 : 21; Roma 8 : 7). Pada dasarnya bahwa Allah yang memperdamaikan dunia kepada dirinya sendiri (II Korint 5 : 19). Inilah pokok ajaran rasul Paulus yang mana orang berdosa adalah objek daripada murka pengadilan Allah (Roma 1 : 18). Dengan dasar ini manusia diperdamaikan dengan Allah. Dia tidak mengenal dosa menjadi sengsara bagi kita, sehingga kita memperoleh kebenaran Allah melalui Dia. Allah memperdamaikan kita dengan diriNya sendiri, dimana persekutuan yang dibuat manusia terhadap Allah hendak diperdamaikanNya. Hubungan yang telah putus asa diatur kembali.
Allah bukan diperdamaikan oleh siapapun juga, melainkan Dia sendiri yang mengadakan perdamaian itu. Perdamaian itu bukanlah berlaku karena Allah menutup matanya, supaya Dia jangan melihat dosa ataupun Kristus, dimana Allah membuat pekerjaan di dalam perdamaian itu. Selagi kita masih seteru Allah, kita diperdamaikan kepada Allah dengan kematian anakNya dan kita diselamatkan dengan hidupNya. Menurut rasul Paulus kematian Kristus adalah merupakan kenyataan dari kisahnya (Gal. 2 ; 20). Kristus telah mati untuk kita orang-orang berdosa (Roma 5 : 8), dengan demikian kasih itu adalah kuasa yang menggerakkan kita (2 Kor 5 : 14). Kasih Allah telah dicurahkan kepada kita (Roma 5 : 5), rasul Paulus juga mengingatkan akan dirinya dan mengatakan bahwa Allah mengaruniakan kita jabatan perdamaian. Ini berarti Allah di dalam Yesus Kristus memperdamaikan dunia dengan dirinya sendiri. Diantara perdamaian dan pemberitaan peristiwa itu ada pertalian yang erat sekali.
Kabar perdamaian adalah diamanatkan kepada orang-orang yang sudah mengalami perdamaian, dimana mereka dapat mengundang orang lain untuk mengabarkan/menceritakan pengalaman mereka. Allah di dalam Kristus telah memperdamaikan dunia (KORM0S) kepada Dia sendiri, dengan tidak menghitung kepada mereka pelanggaran-pelanggaran mereka, dan telah mengabarkan kepada kita kabar perdamaian itu, yaitu perintah dan kuasa yang menjadi berdamai dengan Allah.
Ajaran gereja tentang kabar perdamaian adalah bahwa gereja kristen adalah jabatan dari perdamaian di dalam dunia, karena hal itu telah diterima dari Allah. Hal itu adalah sebagaimana pikiran yang Allah sebutkan yang telah dikemukakan kepada manusia, yang dinyatakan melalui para penghkotbah untuk perdamaian hidup didalam damai karena yaitu dengan darah kristus kristus membawa perdamaian manusia, tetapi juga turut diperdamaikan segala sesuatu baik diatas bumi maupun di langit/sorga. Perdamaian daripada Allah didalam Yesus Kristus berlaku untuk seluruh dunia (2Kor 3:19) di dalam bentuk apapun manusia tidak dapat menebus perdamaian kepada Allah, akan tetapi hanya Allah sendirilah yang memperdamaikan itu tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun juga. Dalam hal ini Allah di dalam Yesus Kristus yang tidak bersalah telah menanggung kesalahan manusia dihadapan Allah Yang Maha Kudus.
Dengan perdamaian yang daripada Allah didalam Yesus Kristus ia mendapat damai sejahtera, itulah sejahtera yang melebihi segala akal yang diyakini oleh setiap orang melalui luarnya masing-masing, (2Kor 5:17). Karena Kristus kita telah diperdamaikan dengan Allah yang telah menjadi tujuan dan juru selamat dunia.
3.2.    Salib Sebagai Pembenaran
Pembenaran atau yang berasal dari kata benar atau membenarkan sesuatu tindakannya misalnya, terhadap pemerintah yang syah, maka dia harus dijatuhi hukuman oleh pengadilan negara itu menurut hukum yang ada dan berlaku di negara itu.  
Manusia yang jatuh didalam dosa (Kej 3:1-7) seharusnya akan jatuh ke dalam jurang kematian. Alasannya karena upah dosa itu adalah maut (Roma 6:23). akan tetapi Allah didalam janjiNya memberikan keselamatan atas manusia yang digenapi melalui Yesus Kristus melalui pembenaranNya melalui anugerah dan kasih Allah sendiri (Roma 3:24). Dalam ajaran yang oleh rasul Paulus tentang penebusan adalah betul-betul suatu jalan untuk menegaskan kebenaran daripada Yesus dimana keselamatan adalah suatu akibat atau hasil bukan dengan melakukan suatu pahala, melainkan yang keluar dari kebenaran Allah yang membawa keselamatan kepada orang berdosa.
Manusia dibenarkan didalam Yesus Kristus hanya dapat oleh karena Iman bukan oleh sebab perbuatan dari manusia semata, sebagaimana Abraham yang oleh Allah telah dibenarkan melalui ImanNya bukan oleh sesuatu yang dia perbuat (Roma 4:2-3).
Pembenaran dan penebusan adalah yang diberikan oleh Allah sendiri. Hal ini berarti bahwa manusia tidak dapat untuk berbuat sesuatu yang dapat memiliki arti untuk itu melainkan hanya dengan berserah kepada Allah di dalam Yesus Kristus.
A1l1ah adalah subjek daripada pembenaran itu, jadi pembenaran itu adalah aktivitas Allah sendiri yang dipusatkan kepada kematian Kristus di kayu salib. Manusia dihadapan Allah tidak memiliki kebenaran lagi dihadapan Allah, sebab apapun yang dilakukanNya akan menurut pembenaran daripadanya oleh karena itulah Allah memilih jalan salib bagi Yesus untuk didalam memberikan pembenaran kepada manusia yang mau percaya kepadaNya serta dengan menyerahkan diri hanya kepadaNya.
3.3.    Salib Sebagai Penebusan
Penebusan berarti adalah lepas dari belenggu bebas dari perhambaan, melunasi kembali apa yang telah dijual dengan barang atau uang tebusan. (Lutpou) adalah kata kerjanya yang menurut artinya membebaskan orang tawanan dalam perang, dengan pembayaran uang tebusan atau membebaskan hamba dari belenggunya. Di dalam P. Lama penebusan ini disebutkan (go'ol) yang terutama dalam Deutro Yesaya (Yes 4l). Tanda perbuatan yang diperbuat Allah adalah penebusan Israel dari perbudakan Mesir (Yes 7:8,51,52). Demikian juga penebusan Tuhan akan kembalinya bangsaNya dari Babel dan datang berjanji ke Sion (Yes 51:11).
Dalam Roma 5:24 kita jumpai perkataan: yang berarti pembebasan, menebus arti pokoknya adalah suatu pembebasan yang diberikan dengan suatu "tebusan" Kita mendapat tebusan didalam lingkungan karunia Allah yang diberikan oleh Yesus K.ristus yang oleh rasul Paulus maksud dalam hal ini ialah penebusan dari belenggu dosa (Kol. 1:14) yang telah Allah perbaiki yang menghasilkan hubungan dan persekutuan yang baru.
Allah didalam peranan Yesus Kristus telah menghampakan kutuk dan menjadi penebusan bagi manusia didalam dosa-dosanya serta dari kuasa iblis.

4.    SALIB DALAM KEHIDUPAN GEREJA DAN ORANG KRISTEN PADA MASA KINI
4.1. Salib didalam Kehidupan Gereja
Pada uraian-uraian diatas bahwa pengertian-¬pengertian dari salib telah disebutkan, namun tentu sekali dalam pengertian kehidupan gcreja tentu sekali ada unsur-unsur lain yang pada dasarnya tidak rnemiliki pengertian dan makna yang berbeda didalamnya. Dalam hal ini makna salib dalam kehidupan gereja berhubungan dengan pewartaan yang ada dan terjadi ditengah-tengah kehidupan warga jemaat ada yang dihubungkan dengan cara manusia itu mencari dan menanggapi keselamatan oleh hikmatnya sendiri. Namun Allah menyediakan jalan keselamatan yang supaya tidak masuk akal dan bodoh, dan akibatnya manusia sering mencari keselamatan sendiri. Pemberitaan melalui gereja dianggap hanya sebagai kebodohan belaka. Kehidupan gereja justru sering melihat hanya sampai pada salib saja tidak melihat lebih jauh yakni pada kebangkitan dan kemenanganNya dari kubur (maut) . Namun Luther menggambarkan yang oleh Paul- Althaus mengutip bahwa pemberitaan yang benar adalah "hikmat yang berasal dari salib", yang berarti salib kristus merupakan ukuran pemberitaan, apakah itu pernyataan Allah, karuniaNya, penyelamatanNya tentang hidup kristen dan gereja Kristus.
Dalam pewartaan salib, salib sendiri menjadi hadir oleh pewartaan gereja, kehidupan gereja diperhadapkan pada tindakan keselamatan Allah sendiri. Inti/pokok pewartaan ialah bahwa salib sendiri sebagai realitas keselamatan yang disampaikan kepada kehidupan gereja. Wadah kehidupan gereja harus melihat dan mengerti bahwa salib itu adalah jalan keselamatan bukan merupakan penyempurnaan hidup atau usaha manusia. Dengan pengertian lain salib merupakan ciptaan baru (2 Korint 5:17; Gal 6 : 15)
Dengan demikian dari pihak manusia dasar keselamatan adalah Iman dan bukan kebijaksanaan. Karena keselamatan manusia dan tidak merupakan penyempurnaan hidup manusia, oleh karena itu keselamatan itu hanya dapat diterima dengan Iman bukan dengan kata¬kata yang ada ditengah-tengah kehidupan gereja.

4.2.Salib Dalam Orang Kristen Pada Masa Kini
Secara umum ajaran salib kristus ada ditengah-tengah orang kristen. Peran salib Kristus adalah bukti bahwa Allah ikut serta didalam penderitaan manusia. Itu juga berarti bahwa Allah membebankan penderitaan kita itu kepada Yesus. John Sobrino melihat bahwa di mata orang¬orang miskin dan orang-orang tertindas terdapat wajah Allah yang buruk. Kristus masuk dalam kehinaan dan keterasingan sehingga Ia dapat menjadi saudara bagi tiap orang yang tersingkir dan terhina dan membawakan kerajaan Allah bagi mereka. Ia menolong kita bukan dengan kekuatan supernatural, akan tetapi Ia menolong dengan penderitaanNya dan luka-lukaNya. Dietric Bonhoeffer bahwa hanya Allah yang menderita yang dapat menolong orang-¬orang yang menderita. Oleh karena itu tidak ada penderitaan yang dapat memutuskan hubungan kita dengan Allah yang turut menderita bersama kita. Allah didalam Yesus Kristus adalah Allah yang menderita yang menjadi korban penindasan. Hal itu dapat kita lihat dengan peristiwa Yesus yang disalib, yang oleh Allah tidak meninggalkanNya sendiri didalam penderitaan tetapi Allah turut hadir didalam penderitaan itu. Yesus mengalami derita kematian dan Allah menyampaikan bahwa setelah salib sulit bagi ibadah untuk merandang Allah sebagai Allah tanpa penderitaan. Hati Allah terus berdenyut dalam kasih dan penderitaan. Salib berdiri dimana arus kehidupan manusia keruh dan arus kehidupan illahi yang tidak henti-hentinya berjumpa untuk ditranspormasikan oleh kepribadian Yesus.
Salib adalah lambang keterlibatan Allah yang penuh dengan kasih karunia, dalam masalah-masalah manusia dalam keselamatannya. Pada salib semuanya dipersatukan dalam kristus, dimana keselamatan mencakup komunitas dan kesatuan diantara umat manusia. Dalam hal itu Thomas memahami Allah sebagai Imanuel. Allah yang senantiasa turut didalam aspek kehidupan manusia, Dia yang menjadi manusia dan tinggal sebagai manusia bersama kita dalam penderitaan kita.
Bagi Thomas selaku Teolog dari India menyampaikan kristus yang menderita itu tidak lain daripada Allah sendiri selaku yang mau perduli turut ditengah-tengah penderitaan dan kesengsaraan. Allah ditengah-tengah orang kelaparan. Yesus Kristus mengidentifikasikan diriNya dengan orang-orang yang menderita. Ia menangis dengan mereka yang menangis. yesus disalibkan dalam kematian orang-orang ini.
Sementara bagi Samarta Teolog India, salib dan kebangkitan Yesus dimaksud untuk memperlihatkan bagaimana kuasa dari kelahiran dan tragedi hidup manusia ditaklukkan oleh kasih. Melalui salib ada harapan dalam kesempurnaan sehingga makna salib pada masa kini adalah merupakan predikat hidup yang dperhadapkan dengan berbagai masalah-masalah sosial kita dalam perjaianan hidup kita. Salib dan kebangkitan memberi ilham dan kuasa bagi kehidupan yang beribadah dan melayani, yang hidup di.dalam penderitaan kemiskinan dan dimenangkan olehnya (Roma 5:3-5). Selanjutnya Smartha, bila seorang tidak berakar pada salib dan hidup tanpa pengahrapan akan kebangkitan, maka mungkin saja orang kristen dapat dikalahkan oleh penderitaan manusia. Namun bila mana orang menerima Yesus Kristus sebagai Tuhannya, ia harus mentaati segala tuntutan-tuntutan Allah.
Sementara di Korea salib dipandang sebagai lambang penderitaan yang serius. Penderitaan yang Yesus alami dalam peristiwa penyalipan ini secara langsung berkaitan dengan penderitaan dan kesengsaraan mereka, secara khusus pada penduduk Jepang. Rakyat mengidentifikasikan diri dengan penderitaan Yesus pada salib. Salib menjadi lambang bagi salib mereka. Penderitaan dan kesengsaraan yang dialami orang-orang kristen yang politis, pemimpin gerekan nasional yang dikirim kepembuangan juga dipandang sebagai lambang salib orang-orang kristen menderita bukan untuk diri sendiri, melainkan untuk seluruh Korea.
Penderitaan atas nama bangsa Korea ini mewujudkan pengajaran di dalam penderitaan diatas kayu salib atas nama seluruh umat manusia.
Kim Yong-back menyampaikan suatu hikayat kehidupan Yesus adalah merupakan suatu cermin perjuangan para minjung dalam riwayat hidup sosialnya. Pora minjung hendaknya mengikuti teladan Yesus yang berani rnenghadap dan menanggung resiko didalam hal penegakan keadilan.
Choan Seng Song melihat salib dan kematian kristus ingin menunjukkan kepada dunia betapa hidupNya Allah dan aktifnya Allah dalam karya penyelamatanNya. Allah yang ada didalam Yesus Kristus pada kayu salib adalah Allah yang selalu memihak penderitaan yang tak perduli siapapun mereka atau darimanapun asalnya.
Dari berbagai persentasi yang ada, baik Ijem Khiem yang dan juga dengan Teolog Jepang yaitu Kitamori memandang bahwa salib itu adalah merupakan aplikasi daripada derita hidup manusia ditengah-tengah keperbagaian kemiskinan Iman dari manusia itu yang diperhadapkan kepada tamggung jawab dari manusia itu ditengah-tengah eksistensinya selaku yang menderita akibat ulahnya dan itu merupakan suatu realitas yang tidak bisa disangkal serta dihindari.
Melalui berbagai pendapat yang telah disebutkan maka dapat dilihat suatu hakekat bahwa peranan salib jikalau dihubungkan dengan salib orang-orang yang menderita, dapat diambil suatu yang terpenting didalamnya bahwa aspek kerinduan didalam kelepasan dari penderitaan adalah dapat mewujudkan suatu kehidupan yang nyata didalam suatu aspek keadilan yang jelas.
Makna penderitaan dan kemiskinan yang diperankan melalui salib pada dasarnya harus dapat dilihat pada konteks dimasa kini menjadi suatu makna kebebasan di dalam ketabahan dan keuletan daripada manusia itu untuk menuntut terhadap dirinya mampu untuk berjuang didalam pengharapan oleh karena Imannya kepada Sipenderita dan yang menjadi penebus didalam dirinya. H.A. Oppusunggu, menyebutkan semaksimal manapun penderitaan itu harus mampu diselesaikan berdasarkan Iman didalam ketabahan yang akan mengakibatkan pembebasan.
Dari semua itu peran salib dapat menjadi peran kemerdekaan didalam hidup kita, sekalipun maknanya adalah perjuangan didalam penderitaan akan tetapi menurut ketahahan menuju aspek keselamatan yang hakiki dan selamanya.

5.     KESIMPULAN
    Dari berbagai hal yang penulis sebutkan dalam pengertian dan makna salib didalam berhagai aspek kehidupan Umat Tuhan dapat disimpulkan bahwa arti dan peranan salib didalam makna yang sesungguhnya adalah merupakan kebebasan kemerdekaan melalaui Allah didalam Yesus Kristus yang menderita dan menuntut suatu ketabahan oleh umat Tuhan yang sekaligus mereplekasikannya didalam keperbagaian hidup umat Tuhan.
Sekalipun disebutkan bahwa salib didalam maknanya adalah merupakan penderitaan, namun pada hakikatnya menciptakan nuansa hidup baru yang selama-lamanya didalam Allah oleh Kristus Tuhan yang menjadi sang penyelamat hidup manusia dan dunia. Hal itu hanya dapat diungkapkan melalui, ungkapan perendahan diri sebagaimana Kristus merendahkan diriNya.
    Yang perlu kita hayati bersama pada kouteks masa kini apakah makna salib didalam perannya dan oleh penderitaanku pada saat ini ???.